Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan Yogyakarta yang penuh akan Budaya Jawa. Itu dikarenakan Kota ini termasuk salah satu Daerah Istimewa yang ada di Indonesia. Keraton merupakan simbol dari keistimewaan Kota ini. Bahkan pada masa Presiden Soekarno, Kota ini dijadikan Ibu Kota Negara Republik Indonesia dan kemudian di pindah ke Jakarta hingga sekarang.
Yogyakarta atau Jogjakarta atau Jogja tidak akan pernah terlupakan dan terhapus dalam memori bagi setiap orang yang pernah singgah di kota ini setidaknya bagi saya pribadi. Dengan tujuan untuk menimba ilmu di kota dengan berbagai macam julukan seperti Kota pendidikan, Kota Seni danBudaya, Kota Pelajar, Kota Gudeg, atau kota yang tidak dapat mendengar (Itu BUDEK tolol!!), Kota Sepeda (sekarang sepertinya harus ditambah dengan kata motor), dan lain2, saya pun menginjakkan kaki pertama kali di Jogjakarta atau Jogja sekitar pertengahan tahun 2003. Percaya atau tidak Yogyakarta memberikan sebuah daya tarik sendiri bagi para pendatang, mungkin nuansa yang ditawarkan memang berbeda dengan daerah laen atau boleh kita katakan ada nuansa unik di yogyakarta. Itulah yang menyebabkankan para pendatang atau turis mancanegara maupun lokal betah berlama-lama di yogyakarta. Nah daya tarik yogyakarta inilah yang juga akhirnya membuat saya betah kuliah lama di jogja hihihi.. Bukan hal yang aneh kalo kita mendapatkan mahasiswa kuliah ampe 8 tahun hanya untuk gelar S1 (Agak aneh juga sihh!!). Kalo mau dibandingin dengan Kota-kota lain di Indonesia, Jogja sih ga ada apa-apanya.. Dia tak seramai Jakarta dan Surabaya, Dia tak Seindah Bali atau Lombok, Juga tak seGaul (segaul ato sekotor??) Bandung.. Tapi tetap aja yogyakarta itu mempunyai daya tarik tersendiri.. Ibarat Pria nih y, Jakarta tuh Kaya, Macho, Tampan, Bandung Keren, Jogjakarta itu NDESO, KATRO, CUEK, Tapi punya INNER BEAUTY, keramahan, dan tahu cara memperlakukan wanita.. Yaa biarkanlah wanita yang memilih 😀 !! Kota yogyakarta juga sangat cocok untuk anda yang sampai sekarang masih senang bgt ma puisi di film ADA APA DENGAN CINTA yang bagian kulari kehutan lalu kepantai, kalo mau ke hutan tinggal menuju ke arah utara sekitar 25 kilometer dari pusat kota tepatnya di daerah wisata Kaliurang, kalo mau ke pantai sekitar 28 kilometer ke Selatan di daerah Pantai Parangtritis?? Tinggal teriak dan menangis aja sesuai dengan isi puisi tersebut.
Pesona Yogyakarta inilah yang mungkin membuat bukan hanya turis saja yang betah berlama-lama di jogja, mahasiswa seperti saya pun pengen banget berlama-lama di jogjakarta.. Jadi tidak heran kalo anda mendapatkan bnyak mahasiswa yang kuliah sampai 8 tahun hanya untuk menggapai gelar S1 (contohnya saya). Sebutan Kota Pendidikan dan Kota Pelajar yang telah lama disandang kota ini memang bukan sekedar julukan biasa.. Jogjakarta merupakan tujuan utama mahasiswa dari luar Pulau Jawa untuk menimba ilmu. Ini bisa dilihat dari meningkatnya calon Mahasiswa tiap tahun yang datang ke Jogja. Tak dapat dipungkiri juga bahwa mahasiswa inilah yang juga menjadi pendukung sektor ekonomi bagi penduduk asli kota ini. Dari banyaknya kos-kosan dan Tempat makan di jogjakarta
, kita dapat membayangkan betapa mahasiswa memang mempunyai andil yang besar dalam sektor ini. Di sini anda tidak akan kesulitan untuk mencari fasilitas-fasilitas buat Mahasiswa ataupun wisatawan, tempat belanja dekat, tempat Have fun juga dekat, tempat wisata pun berjubel jumlahnya.
Cerita tentang Yogyakarta pun telah banyak dijadikan inspirasi oleh banyak seniman terkenal Indonesia untuk membuat suatu karya seni seperti lagu, film dan lain-lain.
So.. what are u waitin’ for?? Visit jogja.. coz only in yogyakarta EVERYDAY IS SUNDAY..
Sejarah
Mataram Hindu (Abad ke-10 Masehi)
Meskipun hilang dari catatan sejarah sejak berpindahnya pusat pemerintahan Kerajaan Medang pada abad ke-10 ke timur, wilayah lembah di selatan Gunung Merapi sejak abad ke-15 tetap dihuni banyak orang dan konon menjadi bagian dari kawasan yang disebut sebagai Pengging. Dalam kronik perjalanannya, Bujangga Manik, seorang pangeran pertapa dari Kerajaan Sunda pernah melewati wilayah ini, tetapi tidak menyebut nama “Yogya” atau yang bermiripan.
Mataram Islam (1575 – 1620)
Cikal-bakal kota Yogya adalah kawasan Kotagede, sekarang menjadi salah satu kecamatan di Kota Yogyakarta. Keraton penguasa Mataram Islam pertama, Panembahan Senapati (Sutawijaya), didirikan di suatu babakan yang merupakan bagian dari hutan Mentaok (alas Mentaok). Kompleks tertua keraton ini sekarang masih tersisa sebagai bagian batu benteng, pemakaman, dan masjid. Setelah sempat berpindah dua kali (di keraton Pleret dan keraton Kerta, keduanya berada di wilayah Kabupaten Bantul), pusat pemerintahan Kesultanan Mataram beralih ke Kartasura.
Setelah Perjanjian Giyanti (1745 – 1945)
Sejarah kota memasuki babak baru menyusul ditandatanganinya Perjanjian Giyanti antara Sunan Pakubuwono III, Pangeran Mangkubumi (yang dinobatkan menjadi Sultan Hamengkubuwono I, dan VOC pada 13 Februari 1755. Perjanjian ini membagi dua Mataram menjadi Mataram Timur (yang dinamakan Surakarta) dan Mataram Barat (yang kemudian dinamakan Ngayogyakarta)
Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan politik baru secara resmi berdiri sejak Pangeran Mangkubumi (Sultan Hamengkubuwono I) mengakhiri pemberontakan yang dipimpinnya, mendapat wilayah kekuasaan separuh wilayah Mataram yang tersisa, dan diizinkan mendirikan keraton di tempat yang dikenal sekarang. Tanggal wisuda keraton ini, 7 Oktober 1756, kini dijadikan sebagai hari jadi Kota Yogyakarta.
Perluasan kota Yogyakarta berjalan secara cepat. Perkampungan-perkampungan di luar tembok keraton dinamakan menurut kesatuan pasukan keraton, seperti Patangpuluhan, Bugisan, Mantrijeron, dan sebagainya. Selain itu, dibangun pula kawasan untuk orang-orang berlatar belakang non-pribumi, seperti Kotabaru untuk orang Belanda dan Pecinan untuk orang Tionghoa. Pola pengelompokan ini merupakan hal yang umum pada abad ke-19 sampai abad ke-20, sebelum berakhirnya penjajahan. Banyak di antaranya sekarang menjadi nama kecamatan di dalam wilayah kota.
Terdapat situs-situs tua yang tinggal puing, khususnya yang didirikan pada masa awal tetapi kemudian diterlantarkan karena rusak akibat gempa besar yang melanda pada tahun 1812, seperti situs tetirahan Warungboto, yang didirikan oleh Sultan Hamengkubuwana II dan situs Taman Sari di dalam tembok keraton yang didirikan Sultan Hamengkubuwana I. Pasar Beringharjo sudah dikenal sebagai tempat transaksi dagang sejak keraton berdiri, namun bangunan permanennya baru didirikan pada awal abad ke-20 (1925).
Paruh kedua abad ke-19 merupakan masa pemodernan kota. Stasiun Lempuyangan pertama dibangun dan selesai 1872. Stasiun Yogyakarta (Tugu) mulai beroperasi pada tanggal 2 Mei 1887. Yogyakarta di awal abad ke-20 merupakan kota yang cukup maju, dengan jaringan listrik, jalan untuk kereta kuda dan mobil cukup panjang, serta berbagai hotel serta pusat perbelanjaan (Jalan Malioboro dan Pasar Beringharjo) telah tersedia. Perkumpulan sepak bola lokal, PSIM, didirikan pada tanggal 5 September 1929 dengan nama Perserikatan Sepak Raga Mataram.
Masa Revolusi (1945 – 1950)
Kota Yogyakarta juga memainkan percaturan politik sejarah Indonesia, pada 4 Januari 1946, Pemerintah Republik Indonesia memutuskan untuk memindahkan Ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta setelah Belanda dengan Sekutu melancarkan serangan ke Indonesia. Kota ini juga menjadi saksi atas Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember 1948, yang pada akhirnya dapat diduduki Belanda, serta Serangan Umum 1 Maret 1949 yang berhasil mneguasai Yogyakarta selama 6 jam.
Pusaka dan Identitas Daerah
Merupakan Pusaka Pemberian Raja Kraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X. Tombak ini dibuat pada tahun 1921 semasa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII. Senjata yang sering dipergunakan para prajurit ini mempunyai panjang 3 meter. Tombak dengan pamor wos wutah wengkon dengan dhapur kudhuping gambir ini, landeannya sepanjang 2,5 meter terbuat dari kayu walikun, yakni jenis kayu yang sudah lazim digunakan untuk gagang tombak dan sudah teruji kekerasan dan keliatannya.
Sebelumnya tombak ini disimpan di bangsal Pracimosono dan sebelum diserahkan terlebih dahulu dijamasi oleh KRT. Hastono Negoro, di dalem Yudonegaran. Pemberian nama Wijoyo Mukti baru dilakukan bebarapa hari menjelang upacara penyerahan ke Pemkot Yogyakarta, pada peringatan hari ulang tahun ke-53 Pemerintah kota Yogyakarta tanggal 7 Juni 2000. Upacara penyerahan dilakukan di halaman Balaikota dan pusaka ini dikawal khusus oleh prajurit Kraton ”Bregodo Prajurit Mantrijero”.
Tombak Kyai Wijoyo Mukti melambangkan kondisi Wijoyo Wijayanti. Artinya, kemenangan sejati di masa depan, dimana seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan kesenangan lahir bathin karena tercapainya tingkat kesejahteraan yang benar-benar merata.
BERBAGAI WISATA YANG MENARIK
PANTAI PARANGTRITIS
Komplek Parangtritis sejak dulu sudah terkenal, tidak saja sebagai tempat rekreasi pantai yang memiliki hamparan pasir luas, tetapi juga terkenal sebagai tempat yang memiliki berbagai peninggalan sejarah. Komplek Parangtritis terdiri dari Pantai Parangtritis, Parangkusumo dan dataran tinggi Gembirowati.
Konon asal mula Parangtritis di ambil dari keadaan alam yang terdiri dari batu-batu karang dimana dari atas salah satu tempat di tebing pegunungan yang terdiri dari batuan kapur, yang selalu meneteskan air kebawah, menyerupai tritis. Karena air tersebut mengandung zat kapur , maka batu-batu karang makin bertambahn besar . Terbentuklah kolam dengan air yang sangat jernih, yang saat ini telah dibangun sebuah kolam renang yang cukup bagus.
Kolam ini diketemukan dan dipelihara oleh Sultan Hamengku Buwono VII. Di kompleks ini juga terdapat beberapa obyek lain yang menarik untuk dilihat. Kompleks wisata ini dapat dicapai melalui dua jalur. Jalur pertama lewat jembatan Kretek, yang kedua lewat Imogiri dan Siluk
PANTAI BARON DAN KUKUP Pantai ini terletak di Kabupaten Gunung Kidul. Untuk mencapai, terlebih dahulu kita harus mencapai kota Wonosari . Ibukota Kabupaten Gunung kidul yang terletak lebih kurang 40 km dari kota Yogyakarta, Prasarana jalan yang menuju ke kota Wonosari ini cukup baik, jalan berkelok-kelok naik turun melintasi beberapa daerah yang indah pemandangannya.
Jarak Kota Wonosari dengan pantai Baron kurang lebih 20 km, dengan dipenuhi oleh pohon kelapa. Teluk ini merupakan muara dari aliran sungai dibawah batu karang yang airnya cukup jernih. Ombak pantai Baron agak besar, tetapi para pengunjung masih dapat berenang-renang di pantai ini samapi batas yang diperkenankan, yang di tanda dengan rentangan kawat yang membentang sepanjang diatas teluk itu.
Berwisata ke pantai Kukup, merupakan mata rantai dari kunjungan rekreasi ke pantai Baron , sebab jarak diantara kedua pantai tersebut lebih kurang hanya 1 km saja , bilamana pantai Baron berpasir hitam, maka pasir pantai Kukup ini lain keadaannya, yakni berpasir putih kekuning-kuningan. Goa-gua karang yang teduh, serta ikan hias air laut banyak didapati didaerah ini dan sangat memikat para wisatawan untuk melihat laut Indonesia yang sangat mempesona.
PANTAI KRAKALPantai Krakal dapat dicapai melalui jalan sepanjang 6 km dari kawasan pantai Kukup, sehingga pantai Krakal merupakan mata rantai perjalanan setelah mengunjungi pantai Baron dan Kukup.
Pantai Krakal merupakan pantai yang paling indah, diantara seluruh hamparan pantai di sepanjang pulau jawa, pantai ini akan dibangun menjadi kawasan pantai dan perkampungan wisatawan, khususnya wisatawan asing, semacam tourist resort Nusa Dua di pulau Bali. Pantai Krakal, bentuknya landai, berpasir putih, terhampar sepanjang lebih dari 5 km. Pantai ini menerima panas matahari dari pagi hingga petang hari sepanjang tahun. Angin laut yang terhembus sangat sejuk, ombaknya cukup besar.
GEMBIRA LOKAGembira Loka adalah sebuah kebun binatang yang terletak di daerah aliran sungai Gajah Wong. Pada awalnya dimulai dari beberapa hewan macan tutul yang berhasil ditangkap penduduk setempat karena mengganggu desa dan sebagian berasal dari lereng merapi yang hutannya terbakar akibat awan panas.
Kebun binatang Gembira loka kini memiliki koleksi binatang yang cukup lengkap. Setiap tahunnya ada tambahan penghuni. Sudah beberapa kali binatang gajah melahirkan anaknya, juga binatang langka Komodo telah menetaskan telurnya.
Di Gembira Loka orang dapat bersuka ria dengan santai menggunakan perahu boad yang disediakan di telaga tersebut. Disamping dapat menikmati bermacam-macam jenis pohon yang tumbuh melengkapi keberadaan kebun raya yang merupakan taman mini yang menawan.
PUNCAK MERAPI & KALIURANGGunung Merapi, merupakn satu satunya gunung berapi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Letaknya kurang lebih 30 kilometer, sebelah Utara kota Yogyakarta dan puncaknya berupa dataran pasir yang tidak rata, seluas lebih kurang 4 hektar, dengan beberapa lubang kepundan yang satu sua diantaranya selalu mengepulkan asap tebal, menandai gunung Merapi masih aktif bekerja.
Bilamana gunung ini menunjukan kedahsyatan erupsinya, masyarakat Yogyakarta dapat menyaksikan gumpalan asapnya yang berwarna putih kelabu atau kehitaman-hitaman mengepul keatas yang dari kejauhan nampak seperti timbunan bulu domba. Akan tetapi bilaman gungung itu dalam keadaan “tenang”, pesonanya demikian memukau, sehingga merangsang para remajayang ingin berpetualang mendaki gunung dan para pecinta olahraga mendaki gunung untuk menaklukan puncaknya
Bagi yang kurang berminat melakukan pendakian sampai ke puncak masih dapat memuaskan hasrat hatinya untuk mengagumi kedahsyatan yang indah dari gunung Merapi ini, dari daerah Bebeng yang terletak lebih kurang 2 kilometer disebelah tenggara daerah Kaliurang, atau bisa juga melihat dari daerah Turi, lebih kurang 5 km disebelah barat daerah Kaliurang, jika ingin menyaksikan puncak Merapi dari kejauhan secara jelas, dapat digunakan teropong pengamat dari Pos Pengamatan Gunung Merapi di Plawangan
KALIURANG
Pada lereng gunung Merapi, didekat pegunungan Pelawangan terhampar kota mungil Kaliurang yang berhawa sejuk, yang jauhnya lebih kurang 25 km dari kota Yogyakarta. Sejak Zaman penjajahan Belanda, daerah ini memiliki pemandangan indah, serta memiliki berbagai fasilitas rekreasi yang memadai.
Kini Kaliurang telah menjadi lebih menarik lagi dengan telah dibangun dan dikembangkannya berbagai sarana rekreasi dan berbagai fasilitas lain, seperti kolam renang, hutan rekreasi, taman hiburan dan arena olahraga.
Vila, bungalow, pesanggrahan dan berbagai sarana penginapan, yang beberapa diantaranya memiliki fasilitas untuk keperluan konvensi (konperensi, seminar, rapat-rapat, lokakarya, penataran) dan rumah-rumah makan. Bagi kalangan remaja dan pramuka, Kliurang merupakan tempat yang populer, karena di daerah ini tersedia juga bumi perkemahan, jalur jalur jelajah lintas alam dan pemandangan alam dan pemandangan alam yang indah yang menggugah rasa romantis kita
CANDI BOROBUDURBorobudur adalah salah satu monumen kuno yang terbaik yang dilestarikan dari seluruh dunia bahkan merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Monumen ini adalah kuil budha yang terbesar di seluruh dunia dan telah diklaim sebagai hasil budaya manusia yang paling sering dikunjungi lebih dari sejuta wisatawan baik domestik maupun luar negeri sampai saat ini. Gaya arsitek dari candi inipun tidak ada yang menyerupai di seluruh dunia. Struktur yang terisnpirasi menggambarkan mikro kosmos yang seringkali timbul menjadi suatu pertanyaan, misalnya kapan, dengan cara apa, berapa lama dan oleh siapa cagar alam ini telah dibangun.
Jawaban yang tepat sampai saat ini masih meninggalkan misteri karena tidak ada dokumen tertulis sampai saat ini. Berdasarkan prasasti yang ditemukan oleh peneliti, dicatat bahwa Candi Borobudur dibangun antara abad ke delapan ketika Samaratungga – raja dari dinasti Syailendra memerintah di Jawa Tengah. Arti dari Borobudur masih tidak jelas. Borobudur merupakan gabungan dari kata Bara dan Budur. Bara dari bahasa Sansekerta berarti kompleks candi atau biara. Sedangakan Budur mengingatkan kita dengan kata yang berasal dari Bali Beduhur yang berarti di atas. Dengan kata lain, Borobudur berarti Biara di atas bukit.
Borobudur penuh dengan ornamen filosofis dimana menyimbolkan secara gamblang tentang kesatuan dari perbedaan jalur yang dapat diikuti untuk mencapai tujuan hidup yang paling pokok.Relif yang terukir di dinding candi memberitahukan keindahan dalam mempelajari hidup. Dengan kata lain, Borobudur memiliki jiwa seni, filosofis dan budaya.
KERATONKeraton atau dalam bahasa aslinya disebut Karaton berlokasi di pusat kota Jogjakarta. Karaton artinya tempat dimana raja dan ratu tinggal, atau dalam kata lain Kadaton yang artinya sama. Dalam pembelajaran tentang budaya Jawa, arti ini mempunyai arti filosofis yang sangat dalam.
Arsitektur istana ini adalah Sultan Hamengkubuwono I sendiri, yang merupakan pendiri dari kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat. Keahliannya dalam bidang arsitektur dihargai oleh ilmuwan berkebangsaan Belanda- Dr.Pigeund dan Dr.Adam yang menganggapnya sebagai “arsitek dari saudara Pakubuwono II Surakarta”.
Ada beberapa bagian dari wilayah Keraton, salah satunya adalah Pintu Gerbang Donopratopo yang berarti “seseorang yang baik selalu memberikan kepada orang lain dengan sukarela dan mampu menghilangkan hawa nafsu”.
Dua patung raksasa yang terdapat di samping, salah satunya menggambarkan kejahatan dan yang lain menggambarkan kebaikan. Hal ini berarti “Anda harus dapat membedakan, mana yang baik dan mana yang jahat “. Bukan hanya ini, anda juga dapat menyaksikan peninggalan budaya dari kerajaan Keraton yang lain seperti North Alun-alun, South Alun-alun, Siti Hingil , Kemandungan, Regol Gadungmlati, Regol Brojonolo, Bangsal Witono, Bangsal Manguntur Takil, Bangsal Trajumas, Bangsal Kencono, Pavilion Praba Yeksa, Gedong kuning.
Di dalam Keraton terdapat museum yang dipersembahkan kepada almarhum Sultan Hamengkubuwono IX, ayah dari Sultan Hamenggkubuwono X yang merupakan Sultan saat ini. Sultan Hamengkubuwono IX adalah seorang figur politisi yang terkenal dan merupakan pemimpin Indonesia. Dorongan dan kontribusinya kepada Republik Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan dihormati dan dikenal oleh sebagian besar rakyat Indonesia.
Jogjakarta pernah menjadi ibukota Indonesia (1946-1949) dan diresmikan melalui Undang-Undang menjadi daerah khusus yang sama dengan propinsi. Museum ini memamerkan salinan berharga dari Pusaka yang sakral, hadiah dari kerajaan asing, gamelan, kereta kerajaan dan beberapa foto keluarga kerajaan dan susunan keluarga
TAMANSARI
Ketika anda ke Tamansari, jangan lupa ke Istana Ait Tamansari. Terletak lebih kurang 400 meter dari komplek Keraton Yogyakarta sekitar 10 menit jalan kaki ke pasar burung dari halaman Kemandungan Selatan (Magangan).
Tamansari berarti Taman yang indah, dimana zaman dahulu merupakan tempat rekreasi bagi Sultan Yogyakarta beserta kerabat istana. Kini, Tamansari dapat dikunjungi oleh masyaratan umum. Mulai dari pukul 08.00 hingga pukul 16.00. Di kompleks ini terdapat tempat yang masih dianggap sakral di lingkungan Tamansari, yakni Taman Ledoksari dimana tempat ini merupakan tempat peraduan dan tempat pribadi Sultan.
Diantara bangunan yang menarik adalah Sumur Gemuling yang berupa bangunan bertingkat 2 dengan lantai bagian bawahnya terletak di bawah tanah. Di masa lampau, bangunan ini merupakan semacam surau tempat Sultan melakukan ibadah sholat. Bagian ini dapat dicapai melalui lorong bawah tanah. Di bagian lain masih banyak lorong bawah tanah yang lain, yang merupakan jalan rahasia, dan dipersiapkan sebagai jalan penyelamat bila sewaktu-waktu kompleks ini mendapat serangan musuh. Di sebelah Utara kompleks Tamansari terletak pasar Ngasem (sering disebut Pasar Burung) tempat jual-beli binatang unggas (burung indah, burung penyanyi, merpati bekisar dan lain-lain).
Selain obyek wisatanya, Tamansari juga memiliki pontensi lain yang dapat diunggulkan. Batik lukis merupakan salah satu produk asli dari Tamansari yang telah dikenal oleh masyarakat luas. Dari asal katanya, batik lukis merupakan suatu metode melukis dengan memanfaatkan atau menggunakan prinsip-prinsip membatik. Seperti halnya pada membatik, pembuatan batik lukis ini juga menggunakan peralatan-peralatan seperti: canting, malam, pewarna dan sebagainya. Selain itu juga prosesnya hampir sama dengan membatik, akan tetapi lebih variatif sesuai dengan kreatifitas pelukis. Semakin kompleks warna yang digukan, maka semakin lama pula proses pembuatannya.
Apabila tertarik untuk belajar, di sana banyak terdapat course center yang menawarkan proses belajar dari tingkat pemula hingga tingkat ahli/mahir, dan dari berbagai aliran seperti naturalisme, primitif, klasik, realisme, surealisme, ekspresionisme dan sebagainya sesuai keinginan. Proses pembelajarannya bervariasi, mulai dari 1 sampai 2 hari apabila Anda hanya ingin mengenal teknik dasarnya saja, hingga berminggu-minggu apabila Anda ingin menguasai teknik membatik hingga detail-detailnya.
CANDI PRAMBANANPrambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia, dan terletak di pulau Jawa, kurang lebih 20 km timur Yogyakarta, 40 km barat Surakarta dan 120 km selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Prambanan terletak di desa Prambanan yang wilayahnya dibagi antara kabupaten Sleman dan Klaten.Candi ini dibangun pada sekitar tahun 850 Masehi oleh salah seorang dari kedua orang ini, yakni: Rakai Pikatan, raja kedua wangsa Mataram I atau Balitung Maha Sambu, semasa wangsa Sanjaya. Tidak lama setelah dibangun, candi ini ditinggalkan dan mulai rusak. Renovasi candi ini dimulai pada tahun 1918, dan sampai sekarang belum selesai. Bangunan utama baru diselesaikan pada tahun 1953. Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja. Sekarang, candi ini adalah sebuah situs warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO mulai tahun 1991. Antara lain hal ini berarti bahwa kompleks ini terlindung dan memiliki status istimewa, misalkan juga dalam situasi peperangan. Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Asia Tenggara, tinggi bangunan utama adalah 47m. Kompleks candi ini terdiri dari 8 kuil atau candi utama dan lebih daripada 250 candi kecil. Tiga candi utama disebut Trisakti dan dipersembahkan kepada sang hyang Trimurti: Batara Siwa sang Penghancur, Batara Wisnu sang Pemelihara dan Batara Brahma sang Pencipta.
Candi Siwa di tengah-tengah, memuat empat ruangan, satu ruangan di setiap arah mata angin. Sementara yang pertama memuat sebuah arca Batara Siwa setinggi tiga meter, tiga lainnya mengandung arca-arca yang ukuran lebih kecil, yaitu arca Durga, sakti atau istri Batara Siwa, Agastya, gurunya, dan Ganesa, putranya. Arca Durga juga disebut sebagai Rara atau Lara/Loro Jongrang (dara langsing) oleh penduduk setempat. Untuk lengkapnya bisa melihat di artikel Loro Jonggrang. Dua candi lainnya dipersembahkan kepada Batara Wisnu, yang menghadap ke arah utara dan satunya dipersembahkan kepada Batara Brahma, yang menghadap ke arah selatan. Selain itu ada beberapa candi kecil lainnya yang dipersembahkan kepada sang lembu Nandini, wahana Batara Siwa, sang Angsa, wahana Batara Brahma, dan sang Garuda, wahana Batara Wisnu. Lalu relief di sekeliling dua puluh tepi candi menggambarkan wiracarita Ramayana. Versi yang digambarkan di sini berbeda dengan Kakawin Ramayana Jawa Kuna, tetapi mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan melalui tradisi oral.
dan masih banyak lagi…………………………………………..